Menuju blog Bp BAMBANG .H (Smkn3bpp), klik disini!
Terima kasih telah mengunjungi blog saya. Semoga bisa membantu dan bermanfaat.

:: News ::

Hina Lewat Twitter, Pelajar SMU di Malang Jadi Tersangka

Malang - IL (15), seorang pelajar kelas X sebuah SMA swasta di Kota Malang harus berurusan dengan hukum. Dia dituduh menghina melalui micro blogging Twitter terhadap CL(14), temannya, yang masih duduk di kelas IX SMP.


Meski telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus tersebut, namun Satreskrim Polresta Malang yang menangani kasus ini tidak melakukan penahanan terhadap tersangka, dengan pertimbangan tersangka tidak melarikan diri. "Antara tersangka dengan korban sudah damai dan permintaan maaf satu sama lain. Tapi proses hukum harus tetap berjalan. Atas pertimbangan tersangka tidak melarikan diri dan mangkir dari panggilan petugas, maka kami tidak menahan tersangka," jelas Kasatreskrim Polresta Malang, AKP Decky Hermansyah, dihubungi melalui telepon genggamnya, Senin (22/3/2010) malam.

Mantan Kasatreskrim Polresta Batu ini menuturkan, berdasarkan Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronik (ITE) Pasal 45, pihaknya menetapkan IL sebagai tersangka, karena terbukti menulis pada akun twitternya, "Claudia Anak Tersundel Yang Gue Tahu". Kasus ini sendiri sebenarnya dilaporkan korban ke Polresta Malang pada, Rabu (18/3/2010) lalu, karena merasa tersinggung dengan kalimat yang ditulis tersangka pada, Senin (15/3/2010).

"Korban melapor setelah pelaku tetap bersikukuh bahwa yang dilakukannya itu benar. Karena kesal dan menilai pelaku tidak mau meminta maaf, korban pun akhirnya melapor ke polisi," jelas Hermansyah. Hermansyah menambahkan, dugaan penghinaan di Twitter itu dilakukan tersangka, karena kesal terhadap korban yang dinilai telah merebut teman prianya.


"Sebelumnya, tersangka juga kerap mengirim pesan singkat kepada korban yang isinya menghina dengan kata-kata kotor. Keduanya sudah saling kenal, tapi karena masalah pribadi, hubungan keduanya berubah permusuhan," pungkas Hermansyah.

Sumber: www.detik.com


Laporan dari Pardubice
Wow! Poco-Poco Kini Menggoyang Ceko
Pardubice - Kalau disco dulu pernah melanda Indonesia di era 70-an, kini Poco-poco justru menggoyang Republik Ceko! Tari pergaulan dari Sulawesi ini disuka tua muda. 
Goyang masal Poco-poco dilakukan masyarakat kota Pardubice, menutup acara Multicultural Week di Gedung Teater 29, (21/3/2010). "Mereka belajar tari yang asyik dilakukan ramai-ramai tersebut dari para penari binaan KBRI Praha," tutur Konselor Penerangan, Sosial, Kebudayaan Azis Nurwahdyudi kepada detikcom.

Pejabat kota Pardubice, Jiri Binder mengatakan bahwa tim Indonesia berhasil menghadirkan suasana meriah dan hangat dengan mengajarkan tari Poco-Poco tersebut. "Keberhasilan mendekatkan budaya Indonesia ini akan selalu diingat oleh masyarakat kota Pardubice," ujar Binder.

Multicultural Week di Pardubice diikuti oleh partisipan dari berbagai negara seperti Perancis, Georgia, Mongolia, Vietnam, Armenia, Azerbaijan, Kirgizstan, Kazachstan, dan Tajikistan. Indonesia mendapat kehormatan tampil menutup acara tersebut dengan pertunjukan tari tradisional oleh Sanggar Sekar Melati binaan KBRI Praha, meliputi Tari Cendrawasih (Bali), Tari Kayau (Kalimantan), Tari Rantak (Sumbar) dan Saman (Aceh).

Batik

Sebelumnya sejumlah masyarakat kota Pardubice juga berkesempatan mengikuti workshop pembuatan batik, yang diselenggarakan di Sekolah Seni Pardubice dengan pengarah Helena Hoskova, mantan penerima beasiswa Darmasiswa yang belajar di ISI Yogyakarta.

Hoskova antara lain memberikan pelatihan tentang proses pembuatan batik mulai dari memperkenalkan peralatan membatik seperti canting, malam (sejenis lilin, red), sampai membuat pola. Para peserta workshop juga diberi kesempatan untuk mempraktikkan cara membatik di kain yang telah dibagikan. Sementara Sona Cermakova, yang juga alumni Darmasiswa UGM Yogyakarta, memberikan penjelasan mengenai pembuatan batik kepada para peserta.

Seusai workshop semua peserta dapat melihat koleksi kain batik tulis dan batik cap yang dipamerkan. Disusul demonstrasi berbagai penggunaan kain batik melalui peragaan busana. Ditunjukkan batik sebagai pakaian daerah, pakaian kerja, dan kasual.

"Mereka tampak kagum setelah melihat bahwa batik ternyata juga cocok dipadu dengan celana jeans dan untuk bersantai di musim panas," demikian Azis. Kesempatan di Pardubice itu juga dimanfaatkan untuk mempromosikan Indonesia dengan membagikan brosur pariwisata dan mengajak mereka berkunjung ke tanah air.

Sumber: www.detik.com



Susno Belum Diperiksa Soal Pengaduan Brigjen Pol Raja dan Edmon
Jakarta - Mantan Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji belum diperiksa terkait pencemaran nama baik  Brigjen Pol Raja Erizman dan Brigjen Pol Edmon llyas. Susno baru diperiksa terkait pernyataannya di media massa. 

"Saya belum diperiksa masalah itu (pengaduan Raja dan Edmon-Red). Ini terkait pemberitaan yang saya sampaikan di media terus saya dimintai keterangan," kata Susno ketika meninggalkan Gedung Transnational Crime Centre (TCC) Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, usai menjalani pemeriksaan, Senin (22/3/2010) malam.

Susno mengaku banyak memberi penjelasan dalam pemeriksaan malam ini. Tetapi pemeriksaan yang dijalaninya terkait profesi, bukan pidana. "Di sini itu tidak ada kasus, ini terkait masalah profesi," imbuhnya.
Susno Duadji sebelumnya menyebutkan ada 2 jenderal yang
bertanggung jawab atas dugaan penggelapan pajak Rp 25 miliar di Mabes Polri. Kedua Jenderal itu adalah Direktorat II Ekonomi Khusus Bareskrim Polri di kepengurusan dulu dan sekarang, yakni Brigjen Raja Erizman dan Brigjen Edmon Ilyas.

Kasus yang dikenal dengan nama makelar kasus pajak alias markus pajak ini terkait uang mencurigakan Rp 25 miliar di rekening Gayus Tambunan. Gayus adalah pegawai di Ditjen Pajak Kementerian Keuangan.
Sumber: www.detik.com



Mabes Polri: Susno Belum Jadi Tersangka, Hanya Pemeriksaan Kode Etik
Jakarta - Kedatangan mantan Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji, ke Mabes Polri malam ini ternyata terkait pemeriksaan masalah kode etik. Pemeriksaan malam ini juga masih seputar mendengarkan keterangan dari Susno saja, belum ada dugaan apapun dari pihak Mabes Polri.

"Yang periksa bukan saya, ada Kapus Profesi. Jadi karena ini masalah kode etik, jadi belum selesai. Kita juga belum menemukan dugaan apapun. Ini pemeriksaan awal jadi pertanyaannya masih seputar yang disampaikan beliau" kata Kabid Penelitian Personil Div Propam Mabes Polri, Kombes Pol Budi Waseso, di gedung Transnational Crime Centre (TCC) Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin malam (22/3/2010).

Ia membenarkan, pada pemeriksaan Susno kali ini juga meyinggung seputar pernyataan adanya markus di tubuh Mabes Polri yang melibatkan 2 orang jendral. Hanya saja belum lebih mendalam karena masih akan dilanjutkan pada hari Selasa (23/3) besok.

"Iya (soal markus). Tapi belum ada keputusan apa-apa, besok beliau akan menghadap lagi, ini baru awal saja. Dan selanjutnya besok akan dijelaskan oleh Kadiv Humas," ujarnya.

Saat ditanyai komentarnya mengenai pernyataan Kabareskrim yang mengatakan Susno terindikasi menjadi tersangka, ia memerintahkan untuk menanyakan langsung pada Komjen Pol Ito Sumardi. "Tanya sama Pak Ito dong kalau begitu, kita belum sampai ke situ kok," pungkasnya.

Susno Duadji sebelumnya menyebutkan ada 2 jenderal yang bertanggung jawab atas dugaan penggelapan pajak Rp 25 miliar di Mabes Polri. Kedua Jenderal itu adalah Direktorat II Ekonomi Khusus Bareskrim Polri di kepengurusan dulu dan sekarang, yakni Brigjen Raja Erizman dan Brigjen Edmon Ilyas.

Kasus yang dikenal dengan nama makelar kasus pajak alias markus pajak ini terkait uang mencurigakan Rp 25 miliar di rekening Gayus Tambunan. Gayus adalah pegawai di Ditjen Pajak Kementerian Keuangan. (lia/Rez) 

Sumber: www.detik.com



BERITA SEBELUMNYA dari www.detik.com

 
Yhanie